20 Julai 2011, hari ni... dia yang saya panggil Jaja atau nama sebenar dia Norazmaliza genap 30 tahun. Tak ada apa yang dapat saya berikan pada dia sebagai hadiah hari lahir. Bukannya saya tak nak bagi dia hadiah, jauh sekali saya kedekut. Hanya saya merasakan tak ada hadiah yang lebih bermakna selain daripada tali persahabatan yang bersalut ikatan persaudaraan yang saya dan dia pegang selama berpuluh-puluh tahun.
Segugus doa supaya dia yang bernama Jaja itu panjang umur, murah rezeki & lebih penting lagi selalu ada dalam rahmat ALLAH, tidak pernah tidak saya ucapkan setiap tahun, bahkan setiap hari. Mungkin masa dah makin jauh meninggalkan saya dan dia hingga persahabatan yang erat semakin lama terasa semakin jauh, jauh dan jauh. Bukannya saya tak cuba mendekatkan, tapi... ada perkara dalam dunia ini yang kadang-kadang langsung tidak mampu terjangkau dek dua tangan milik manusia.
Namun jauh di sudut hati saya yang paling dalam, tempat dia dalam hati saya tak pernah diambil orang lain, kalau pun ada orang yang nak ambil tempat dia, saya tak akan izinkan. Biarlah tempat itu kekal untuk dia, walaupun dia tak pernah tahu betapa saya sayangkan dia dan tak pernah tak mendoakan yang baik-baik untuk dia. Memang banyak yang dah dia tempuhi dan saya tahu betapa setiap jalan yang dia lalui itu bukan semuanya indah. Saya mahu sama-sama mengindahkan perjalanan dia walaupun jalan yang saya lalui tidak seindah mana sebenarnya, tapi apalah ertinya saya tampil jika dia memilih untuk tak memegang tangan saya.
Dan kini, saya tahu saya mungkin tak akan mampu memegang tangan dia sama seperti dulu-dulu, ketika zaman kecik-kecik jadi milik kami. Tapi saya tak pernah tak berharap, satu hari nanti saya dan dia masih mampu saling memegang tangan masing-masing pada saat-saat kesusahan dan kesedihan menjengah, biarpun mungkin kelak saya dan dia, kami sama-sama berjalan bongkok tiga kalau ada umur panjang. Kalau pun bukan sebagai sahabat lagi, biarlah sebagai sepupu sebab ikatan yang ada pasti tidak akan putus sampai bila-bila.
Untuk dia, “Selamat Hari Lahir, Moga di Mana Pun Awak Ada, Rahmat ALLAH Tetap Terlimpah Pada Awak!”
Segugus doa supaya dia yang bernama Jaja itu panjang umur, murah rezeki & lebih penting lagi selalu ada dalam rahmat ALLAH, tidak pernah tidak saya ucapkan setiap tahun, bahkan setiap hari. Mungkin masa dah makin jauh meninggalkan saya dan dia hingga persahabatan yang erat semakin lama terasa semakin jauh, jauh dan jauh. Bukannya saya tak cuba mendekatkan, tapi... ada perkara dalam dunia ini yang kadang-kadang langsung tidak mampu terjangkau dek dua tangan milik manusia.
Namun jauh di sudut hati saya yang paling dalam, tempat dia dalam hati saya tak pernah diambil orang lain, kalau pun ada orang yang nak ambil tempat dia, saya tak akan izinkan. Biarlah tempat itu kekal untuk dia, walaupun dia tak pernah tahu betapa saya sayangkan dia dan tak pernah tak mendoakan yang baik-baik untuk dia. Memang banyak yang dah dia tempuhi dan saya tahu betapa setiap jalan yang dia lalui itu bukan semuanya indah. Saya mahu sama-sama mengindahkan perjalanan dia walaupun jalan yang saya lalui tidak seindah mana sebenarnya, tapi apalah ertinya saya tampil jika dia memilih untuk tak memegang tangan saya.
Dan kini, saya tahu saya mungkin tak akan mampu memegang tangan dia sama seperti dulu-dulu, ketika zaman kecik-kecik jadi milik kami. Tapi saya tak pernah tak berharap, satu hari nanti saya dan dia masih mampu saling memegang tangan masing-masing pada saat-saat kesusahan dan kesedihan menjengah, biarpun mungkin kelak saya dan dia, kami sama-sama berjalan bongkok tiga kalau ada umur panjang. Kalau pun bukan sebagai sahabat lagi, biarlah sebagai sepupu sebab ikatan yang ada pasti tidak akan putus sampai bila-bila.
Untuk dia, “Selamat Hari Lahir, Moga di Mana Pun Awak Ada, Rahmat ALLAH Tetap Terlimpah Pada Awak!”
~ rasa sayu hati bace ni...
ReplyDeletekalaulah jaja dapat baca jg...
x pelah klu dia x baca sekarang, mana tau satu hari nanti kan...;-)
ReplyDelete